Kaupinta ku menjadi suami, yang berbakti, yang berjasa, yang kenal hati budi dan yang mengerti, yang memimpin, yang menyayangi, yang melindungi, yang sama-sama mahu mencari reda Ilahi.
Sedang aku masih di awangan, dibuai nafsu yang tak kunjung puas, dengan dunia yang semakin mencengkam, dalam nurani yang semakin jauh, yang semakin parah melupai asal usul kedudukan diriku.
Kaupintaku menjadi imam, yang mengetuai, yang memberi didikan, yang mengajarkan, yang membetulkan dan yang menegur setiap tutur silapmu.
Sedang aku masih dihurung rasa jiwa yang penuh musibah, aku masih dibelenggu dosa-dosa noda hitam yang masih belum mampu aku tinggalkan, aku masih terikut-ikut dengan kepulan asap zulumat, yang terpalit pada wajah.
Kaupintaku menjadi kekasih, yang jiwanya tulus, yang jiwanya kudus, yang hatinya luhur, yang hatinya jujur, yang kasihnya dan cintanya untuk mencari cinta Ilahi.
Sedang aku masih terumbang-ambing dalam gelora dunia tanpa kusedari kusemakin hanyut.
Aku mencari cinta, yang bisa mendidik jiwaku, yang bisa mengubah rasa pada diri dan nurani. Apakah ada ruang untukku di hatimu lagi?
Aku tidak mahu lagi meragui dirimu pada insan lain, aku tidak mahu menekanmu untuk terus-terusan menyebut kau akan memilihku berbanding insan lain, justeru izinkan aku menyatakan rasa hatiku, agar kau tidak teragak-agak lagi untuk memilihku.
Tanyalah hatimu, layakkah aku untukmu?
Jika layak aku untukmu, bantulah aku untuk membimbingmu, bantulah aku untuk menampung segala kelemahanku, bantulah aku untuk berdiri tegak menjadi imammu.
p.s: sekadar mengada-ngada nak berkarya...
0 comments:
Post a Comment